Langsung ke konten utama

Laporan Praktikum Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi


LAPORAN PRAKTIKUM
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI KIMIA

Disusun Oleh

Intan Nurbaiduri
XI-MIPA 5
16

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Garut
Jalan Merdeka no. 9 Telepon (0262) 233728

Tahun Ajaran 2015/2016






I.                   Judul
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi.
II.                Tujuan
Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi laju reaksi.
III.             Landasan Teori
Istilah laju atau kecepatan sering dibicarakan dalam ilmu fisika. Pengertian laju reaksi, sebenarnya sama dengan laju pada kendaraan yang bergerak. Sebagai contoh, seseorang mengendarai sepedah motor sejauh 100km yang ditempuh dalam waktu 2 jam. Hal ini berarti, orang tersebut mengendarai sepedah motor dengan kecepatan 50km/jam. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa setiap prang tersebut mengendarai sepedah motornya selam 1 jam, jarak yang harus ditempuh berkurang sejauh 50 km. Cara menghitung kecepatan ini menghasilkan kecepatan rata-rata karena selama mengendarai kendaraan mulai dari berangkat sampai tiba ditujuan tidak selalu dengan kecepatan 50km/jam,tetapi kadang-kadang berhenti, dipercepat, atau diperlambat.
Reaksi kimia menyangkut perubahan dari suatu pereaksi (reaktan) menjadi hasil reaksi (produk) yang dinyatakan dengan persamaan reaksi. Jadi laju reaksi dapat dinyatakan sebagai berkurangnya jumlah pereaksi untuk setiap satuan waktu atau bertambahnya jumlah hasil reaksi untuk satuan waktu.
Beberapa reaksi berlangsung sangat cepat, misalnya pad kembang api yang dibakar. Sementara itu, ada juga reaksi yang berlangsung lambat, misalnya perkaratan besi. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan sautu reaksi dapat berlangsung sangat cepat,cepat, lambat, atau sangat lambat ? Untuk menemukan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi laju suatu  reaksi, kami melakukan percobaan ini.

IV.             Alat dan Bahan

Percobaan 1 ( Pengaruh Konsentrasi) :
a.       3 bauh tabung reaksi
b.      3 buah batang magnesium (Mg) dengan panjang 2 cm
c.       10 ml larutan HCl dengan konsentrasi 0.5 M, 1M dan 2M
d.      Pencatat waktu

Percobaan 2 ( Pengaruh Luas Permukaan Bidang Sentuh ) :
a.       2 buah gelas kimia
b.      2 macam batu pualam (CaCO3) dalam bentuk serbuk dan butiran masing-masing 0,5 gram
c.       20 mL larutan HCl 2M

Percobaan 3 ( Pengaruh Suhu ) :
a.       Pemanas ( lampu spirtus, korek api dan kaki tiga )
b.      Termometer
c.       Gelas kimia 2 buah
d.      2 kertas putih yang diberi tanda silang besar
e.       Larutan natrium thiosulfate (NaS2O3) 0,2 M
f.       Larutan HCl 2 M

Percobaan 4 ( Pengaruh Katalis ) :
a.       2 buah tabung reaksi
b.      Larutan hydrogen peroksida (H2O2) 5%
c.       Larutan besi klorida ( FeCl3) 0.1 M
d.      Pipet tetes

V.                Langkah  Kerja
Percobaan 1 :
a.       Memasukan larutan HCl ke dalam tabung reaksi yang sudah diberi tanda 0,5 M, 1 M, dan 3M.
b.      Menyiapkan pencatat waktu, memasukkan pita Mg masing-masing ke dalam tabung yang telah diberi tanda sebelumnya.
c.       Menunggu hingga Mg habis bereaksi dengan HCl.
d.       Memasukan hasil pencatatan waktu yang diperlukan oleh masing-masing tabung pada table hasil pengamatan.

Percobaan 2 :
a.       Melakukan percobaan pada suhu kamar.
b.      Memasukan batu pualam pada masing-masing gelas kimia.
c.       Memasukan 10 ml larutan HCl ke dalam tiap gelas kimia. Segera menghidupkan stopwatch, saat memasukan HCl.
d.      Mencatat waktu yang diperlukan mulai dari memasukan HCl sampai denga habisnya batu pualam bereaksi dengan HCl.
e.       Menuliskan data ke dalam tabel pengamatan.

Percobaan 3 :
a.       Memasasukkan larutan NaS2O3 masing-masing 20 ml ke dalam gelas kimia.
b.      Memanaskan gelas pertama hingga suhu mencampai 25° dan gelas kedua hingga suhu mencapai 45°.
c.       Meletakkan gelas kimia tersebut di atas kertas putih yang sebelumnya telah diberi tanda silang.
d.      Memasukkan larutan HCl ke dalam gelas kimia masing-masing 10 mL. Menekan pencatat waktu ketika HCl mulai bercampur dengan larutan NaS2O3 .
e.       Menghentikan pencatat waktu ketika tanda silang sudah tidak tampak lagi.
f.       Mencatat waktu yang diperlukan ke dalam tabel pengamatan.

Percobaan 4 :
a.       Memasukan masing-masing 10 ml larutan H2O2 5% ke dalam 2 tabung reaksi.
b.      Pada gelas pertama hanya berisi larutan H2O2 5%, pada gelas kedua ditambah 5 tetes FeCl3.
c.       Memperhatikan reaksi yang terjadi pada masing-masing tabung reaksi, kemudian menyalin dan mencatat pada tabel pengamatan.

VI.             Hasil Pengamatan

Percobaan 1 :
Tabung Reaksi
Pita Logam Mg(cm)
Molaritas HCl (M)
Waktu (s)
1.
2
0,5
523
2.
2
1
136
3.
2
2
30

Percobaan 2 :
Gelas Kimia
CaCO3 0,5 gram
10 ml HCl (M)
Waktu (s)
1.
Serbuk
2
205
2.
Butiran
2
290

Percobaan 3 :
Percobaan ke-
T (°C)
Molaritas 10 ml HCl (M)
Molaritas 20 ml NaS2O3 (M)
Waktu (s)
1.
25
2
0,2
28
2.
45
2
0,2
12

Percobaan 4 :
Tabung Reaksi
Larutan H2O2 5% (ml)
Larutan yang ditambahkan
Gelaja yang diamati
1.
10
-
Tidak langsung bereaksi, untuk bereaksi membutuhkan waktu 47 detik, dan ini akan muncul gelembung-gelembung kecil.
2.
10
5 tetes FeCl3
Langsung bereaksi ketika ditetes FeCl3 dan warnanya berubah menjadi keemasan, dan terdapat gelumbung-gelumbung dalam larutan.

VII.          Pembahasan

Percobaan 1 :
Pada percobaan pertama ini diketahui bahwa konsentrasi sangat perpengaruh terhadap laju reaksi. Semakin besar konsentrasi suatu reaksi maka akan semakin cepat reaksi berlangsung. Sebaliknya, apabila konsentrasi kecil maka akan memperlambat laju reaksi. Ini dibuktikan ketika tabung reaksi 3 lebih cepat bereaksi atau pita Mg cepat habis karena konsentrasi larutan HCl yang terdapat pada tabung reaksi 3 lebih besar dari pada tabung reaksi 1 dan 2, yakni 2 M. Begitupun dengan tabung reaksi 1, reaksi berlangsung lama dibanding dengan tabung reaksi 2 dan 3 karena larutan HCl pada tabung reaksi 1 memiliki konsentrasi kecil yakni 0,5 M.
Reaksi yang terjadi :
Mg + 2HCl → MgCl2 + H2

Percobaan 2 :
Pada percobaan kedua ini diketahui bahwa luas permukaan bidang sentuh sangat berpengaruh terhadap laju reaksi. Laju reaksi serbuk pualam dengan HCl berlangsung lebih cepat dibanding dengan butiran pualam yang beraksi dengan HCl. Hal ini terjadi karena pualam yang bereaksi mempunyai luas permukaan yang berbeda. Dalam jumlah yang sama, serbuk pualam mempunyai permukaan yang lebih luas daripada pualam yang berbentuk butiran. Semakin luas permukaan mengakibatkan semakin banyak permukaan yang bersentuhan dengan pereaksi, sehingga pada saat yang sama semakin banyak partikel-partikel yang bereaksi.
Reaksi yang terjadi :
CaCO3 + HCl → CaCl2 + CO+ H2O

Percobaan 3 :
Pada percobaan ketiga ini diketahui bahwa suhu sangat berpengaruh terhadap laju suatu reaksi. Kenaikkan suhu akan mempercepat reaksi. Ini dibuktikan ketika gelas kimia 2 dengan suhu 45°C lebih cepat beraksi dari pada gelas kimia 1 dengan suhu 25°C.  Pada gelas kimia 2 larutan beraksi dengan cepat ditandai dengan warna larutan yang berubah dengan cepat sehingga tanda X pada kertas yang menjadi alasnya tidak terlihat dengat cepat. Berbeda dengan gelas kimia 1, warna larutan berubah dengan lambat. Warna larutan pada gelas kimia 2 lebih pekat dibandingkan dengan gelas kimia 1.
Reaksi yang terjadi :
NaS2O3 + 2HCl → 2NaCl + H2O +SO2 + S

Percobaan 4 :
Pada percobaan ini diketahui bahwa katalis sangat berpengaruh terhadap laju sautu reaksi. Ini dibuktikan ketika tabung reaksi 2 lebih cepat bereaksi dibanding dengan tabung reaksi 1 karena pada tabung reaksi 2 ditambahkan larutan FeCl3 sebagai katalis yang fungsi katalis itu sendiri adalah untuk mempercepat laju reaksi. Karena tabung reaksi 1 tidak diberi larutan FeCl3 maka reaksi berlangsung lama. Larutan ini beraksi ketika gelembung-gelumbung udara mulai muncul. Selain itu pada tabung reaksi 2 larutan berubah warna menjadi keemasan.
Reaksi yang terjadi :
1.    2H2O2 →  H2O + O2


 
2.      H2O2  FeCl3→ H2O + O2
VIII.       Kesimpulan
Pada percobaan ini dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi sebagai berikut :
1.      Konsentrasi
2.      Luas permukaan bidang sentuh
3.      Suhu
4.      Katalis

IX.             Daftar Pustaka

Buku Kimia XI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PENGAMATAN SEL BAWANG, SEL BATANG SINGKONG DAN SEL EPITEL EF

I.                    Judul Jaringan Sel II.                 Tujuan Mengamati dan membedakan struktur sel bawang merah, sel gabus pada batang singkong, dan sel pada epitel. III.              Landasan Teori Sel merupakan penyusun tubuh makhluk hidup. Bahwa makhluk hidup tersusun atas sel telah dibuktikan dengan pengamatan mikroskopis oleh Schleiden yang menyatakan “ sel merupakan kesatuan structural makluk hidup”. Terdapat dua kelompok utama sel, yaitu sel prokariotik dan eukariotik. Pad sel prokariotik, materi genetic tersebut dalam suatu badan berupa inti yang tidak dikelilingi oleh membrane. Sel eukariotik sebaliknya, memiliki inti sel yang sangat kompleks dengan selubungan inti yang terdiri atas dua membrane. Sel-sel pada tubuh hewan dan tumbuhan termasuk sel golongan eukariotik misalnya protozoa, Protista, dan semua jamur. Sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan karena pada sel tumbuhan memiliki dinding sel dan organela untuk fotosintesis kloroplas. IV.             

Laporan Praktikum Pengaruh Konsentrasi pada Kesetimbangan

LAPORAN PRAKTIKUM PENGARUH KONSENTRASI PADA KESETIMBANGAN Disusun Oleh : Intan Nurbaiduri XI-MIPA 5 SMAN 1 Garut 2015/2016 I.                    Judul Pergeseran Kesetimbangan II.                 Tujuan Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pada kesetimbangan. III.              Landasan Teori Suatu system dalam keadaan setimbang cenderung memperthankan kesetimbangannya, sehingga jika ada pengaruh dari luar maka system akan berubah sedemikian rupa agar segera diperoleh keadaan kesetimbangan lagi. Dalam hal ini dikenal dengan asa Le Chatelier, yaitu jika dalam suatu system kesetimbangan diberikan aksi, maka system akan berubah sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi itu sekecil mungkin. Beberapa aksi yang dapat menimbulkan perubahan pada system kesetimbangan antara lain perubahan konsentrasi, perubahan volume, perubahan tekanan, dan perubahan suhu. System kesetimbangan yang diamati adalah yang terjadi pada percampuran larutan besi (III) klorida deng

Laporan Praktikum Fermentasi Alkohol melalui Pembuatan Tapai Ketan

I.                    Judul Pembuatan Tape Ketan II.                 Tujuan Untuk mengetahui proses dan hasil fermentasi alkohol dengan menggunakan bakteri Saccharomyces cerevisiae melalui pembuatan tapai ketan. III.              Landasan Teori Fermentasi merupakan proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerob. Dimana respirasi anaerob itu sendiri adalah suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam bahan bakar organik melalui serangkaian reaksi tanpa menggunakan oksigen. Fermentasi dapat terjadi pada jamur bersel satu, bakteri yang hidup di rawa/lumpur yang miskin oksigen, sel hewan maupun sel manusia. Berdasarkan produksinya, jenis fermentasi yang umum, yaitu fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktat. Fermentasi alkohol dilakukan oleh bakteri anaerob dan ragi. Fermentasi alkohol dapat terjadi pada pembuatan minuman anggur dan tapai. Jamur yang melakukan fermentasi, contohnya Saccharomyces cerevisiae yang digunakan dalam pembuatan tapai. Tapai merupak