Kenapa Selalu Memaafkannya?
Oleh : Intan Nurbadiuri
Hari Minggu pun tiba, waktunya aku maen, lupakan semua tugas yang
ada. Tidak meski harus sama tugas mulu. Apu pun mulai menyiapkan untuk rencana
main bersama teman spesialku. Namun ketika itu, aku menghubungi dia, nomer
handphonenya tidak aktif. Aku bingung. Namun ketika aku menyimpan handphone di
meja, tiba-tiba dia nelpon balik. Aku kaget ketika dia yang tiba-tiba ingin
putus. Ntah apa maksudnya. Aku tidak bisa menolak. Aku menangis tanpa henti. Ingin
rasanya jantung copot. Aku tidak mengerti akan semua ini. Kenapa harus seperti
ini. Yang awalnya aku akan bersenang-senang di hari ini, semuanya berlawanan
arah. Hari ini dipenuhi isak tangis yang begitu mendalam.
Berminggu-minggu
aku larut dalam kesedihan. Namun, aku merasa ada sosok orang yang membuat aku
menjadi lebih tenang, membuat aku lebih menerima kenyataan. Dia adalah Brandan.
Sekarang aku mulai move on. Aku mulai menyukai Brandan.
“ Sha..” Tiba-tiba Brandan send message di facebook.
“oh iya ada apa ?” aku membalasnya dan ntah mengapa hatiku merasa
tak tenang. Merasa ada yang tak biasa.
“Ntar aku ada perlu sama kamu. Boleh minta no handphone ? “
tiba-tiba Brandan meminta nomor handphone aku.
Aku pun memberikan
nomor handphoneku kepada Brandan. Tapi ntah kenapa aku merasa seneng banget.
Brandan adalah kakak tingkat di SMA. Hati ini semakin bergejolak. Aku perpikir
aku semakin menyukainya. Tapi ntah
bagaimana membuat dia mengetahui perasaan ini kepadanya.
Mata kuliah hari
ini pun beres. Tidak ada kegiatan yang lain. Apalagi selain pulang . Sesampai
di rumah. Aku langsung bergegas mandi dan setelah itu duduk di depan komputer
bersama game kesayanganku. Tiba-tiba handphoneku bunyi. Aku berharap banget itu
dari Brandan.
“hallo..”terdengar seperti suara laki-laki. Hatiku merasa
deg-degan.
“ hallo. Maaf dengan siapa?” Tanya aku kepadanya yang seketika aku
merasa gugup.
“oh ini sama Kak Brandan Sha.” Jawab Brandan sambil tertawa. Tapi
aku sendiri bingung, kenapa dia bilangnya Kak Brandan. Ah sudahlah mungkin
karena kakak tingkat aku.
“oh Kak Brandan. Maaf Kak kirain Kansha siapa. Soalnya ngga ada
nama kontaknya. “ basi-basi aku, yang sebelumnya padahal udah ngarep banget ini
telpon dari dia.
“iya gak papa kok Sha.” Kak Brandan menjawabnya sambil ketawa.
Memang dia orangnya humoris seneng becanda.
“oh iya Kak ada apa ni ?” Tanya aku lagi. Yang sebenernya malu
banget.
“Cuma ngcek aja, bener apa ngga nomernya haha.”jawabnya sambil
ketawa.
“sambil mau ngajak kamu bimbel. Mau ikutan gak ?” lanjut Kak
Brandan yang menawarkan aku untuk ikut bimbel di tempatnya.
Kami pun ngobrol
ngebahas bimbel itu. Aku menolak karena aku udah ikut bimbel di tempat yang
lain. Yaa sebenarnya ingin sekali bimbel di tempatnya.
Semenjak dari itu
Kak Brandan suka menghubungi aku terus. Aku merasa seneng banget. Tapi aku
masih merasa canggung kepadanya. Mungkin karena ini masih awal-awal. Dia sering
menanyakan mantan pacar aku yang kemarin. Aku pernah marah kepadanya soal itu
karena rasanya kesel banget. Ketika aku telah melupakannya, ketika itu
seseorang mencoba mengingatkannya kembali.
Suatu hari, ketika
aku pulang dari kampus. Tiba-tiba dapat telpon dari Kak Brandan. Dia ngajak
jalan. Ngajak makan-makan. Rasanya ingin terbang. Seneng banget dan ini
merupakan pertama kalinya. Di telpon kami berbincang itu ini. Lagi-lagi dia
ngebahas soal mantan aku. Tapi aku hanya diam,tidak merespon yang dia
bicarakan.
“sha..” Panggil Kak Brandan.
“Iya Kak” jawab aku yang sedikit kesel juga.
“kenapa diem aja ?”
“habis Kak Brand ngomong soal dia terus sih.”
“kenapa udah ngga ?”
“udah lama”
“oh gitu ya”
“iya”
“Kakak suka sama kamu”
Seketika aku diam.
Kaget dan seneng dengan apa yang dikatakan Kak Brandan barusan. Aku harus
menjawab apa.
“sha..” panggil Kak Brandan yang mengagetkanku dari lamunan.
“hah iya Kak?”
“loh kok diem. Kamu suka gak sama kakak ?”
“iya aku suka. “
Tiba-tiba
handphone aku mati. Dan betapa polosnya aku yang menjawab seperti itu. Dan
rasanya aku malu banget. Di tambah handphone aku yang habis batrei. Dan aku
terus bertanya-tanya mengapa aku harus menjawab sepolos itu.
Semenjak kejadian
itu, aku dan Kak Brandan merasa seperti ada hubungan yang special. Tapi aku
tidak tau apakah ini pacaran atau tidak. Kalau dibilang pacaran dia belum
pernah nembak aku kalau dibilang bukan pacaran tapi aku rasa ini lebih dari
sekedar dari teman. Ini sangat membingungkan. Tapi aku tidak mau memperdulikan
semua itu. Yang penting aku bisa bersama
dengan Kak Brandan. Dan sekarang masing-masing diantara kita telah mengetahui
perasaan kami.
Ketika aku di
kampus, aku mendapatkan sms dari Kak Brandan. Aku diajak makan-makan olehnya. Matakuliah
pun beres, Kak Brandan belum juga datang menjemput aku. Terpaksa aku harus
nunggu di depan gerbang. Tidak lama kemudian Kak Brandan pun datang.
“Sha maaf ya telat. Barusan ada urusan di tempat bilmbel.”
“iya. Lain kali jangan di ulangi.”
“cie yang marah haha”
“apaan ngga”
“iya udah atuh, yu naek.”
Aku pun
bersama Kak Brandan menuju tempat makan.
Disana kami memesan menu makan yang kami sukai. Kami membahas cerita masalalu
kami, ya ngga nyangka sekarang kami bisa
sedekat ini. Dia bilang kita jalani dulu aja. Masalah jodoh kita kan gak tau. Gitu katanya. Tapi ya sudahlah
gak papa. Aku seneng banget bisa seperti ini. Tak terasa makanan yang kita pesan telah abis. Waktupun udah malem.
Ya aku harus segera pulang.
Keesokan harinya di kampus aku dapet kabar Kak Brandan bahwa dia deket sama cewe lain.
Tapi aku mengacuhkan omongan itu. Tapi sempat kepikiran juga. Kak Brandan
bilang dia nggga deket sama siapa-siapa.
Tapi nyatanya kaya gini. Kenapa baru awal-awal kaya gini Kak Brandan udah
berani ngebohongin. Ah sudahlaah, gumanku dalam hati. Aku berani harus
menanyakan soal ini kepada Kak Brandan. Karena aku bingung apakah aku berhak untuk
ini ? rasanya aku tak tau apakah ini bener-bener jadian atau ngga.
Sehabis pulang
dari kampus aku bergegas mandi dan setelah itu utak-atik handphone sambil
nungguin sms atau telpon dari Kak Brandan. Ya sampe malem pun aku gak dapet.
Hingga fajar terbit Kak Brandan baru menghubungi aku.
“hallo..” panggil Kak Brandan.
“iya hallo..” aku menjawabnya setengah ngantuk.
“maafin Kakak ya kemaren ngga ngehubungi kamu, kemaren Kakak sibuk
sama bimbel. Kakak pulang malem dan ketiduran.”
“iya ngga papa kok kak.”
“serius maafin banget”
“iya gak papa kak tau kok Khansa juga kakak sibuk sama bisnis
kakak”
Semuanya seperti
yang bener-bener hubungan layaknya pasangan kekasih. Tapi ntahlah aku tidak
tau. Aku bingung . Semakin kesini Kak Brandan semakin terasa beda. Dia jarang
ngehubungi aku. Aku piker dia sibuk. Tapi aku takut juga kalau dia mulai bosan.
Tapi aku tidak berani untuk menanyakannya. Karena hubungan yang tak pasti ini
membuat aku bingung akan segala halnya. Yang ujug-ujugnya aku takut kalau aku
selama ini ke GR-an .
Di malam hari yang
sunyi, aku nunggu sms dari Kak Brandan yang tak kunjung datang. Tiba-tiba aku
dapat chatt dari teman aku kalau Kak Brandan ngchatt teman aku. Dia ngajak
kenalan kaya gitu. Ya Tuhan aku sakit hati banget. Di sisi lain aku nungguin
dia, tapi dia malah chattingan sama teman aku. Rasanya hati ini ingin menjerit.
Aku menangis sekecangnya kenapa dia tega-teganya seperti ini. Tapi kenapa hati
ini enggan untuk menanyakan soal ini kepadanya. Kenapa rasa ini takut. Aku
takut jika aku menanyakan soal ini dia menjauh dari aku. Ntah kenapa hanya ini
yang ada dipikiranku saat ini. Aku benar-benar takut kehilangannya.
Tapi semua yang
aku takuti kini terjadi. Semenjak kejadian itu, dia ntah pergi kemana. Tidak
ada kabar sama sekali. Kali ini aku benar-benar kehilangan dia. Untuk kedua
kalinya aku kehilangan orang yang aku sayangi. Tapi untuk saat ini juga aku
masih menunggu kabarnya. Aku masih menunggu dia kembali. Kenapa dia tega
seperti ini, kenapa hati ini selalu memaafkannya selalu menunggunya.
Komentar
Posting Komentar