1.
Laporan Presentasi
Budi Daya Ikan Bandeng
Disusun Oleh :
Azky Nurfatullah
Fajar Febriansyah
Intan Nurbaiduri
Reffi Misriyatul H
Rika Nursafitri
XI-MIPA 5
2015/2016
i Ikan Bandeng
Sebagai Konsumsi
·
Klasifikasi
Ikan Bandeng (Chanos Chanos).
Kingdom : Animalia
Filum :Chordata
Subfilum :Vertebrata
Kelas :Pisces
Subkelas :Teleostei
Ordo :malacopterygii
Famili :Chanidae
Genus : Chanos
Spesies :Chanos
Chanos
·
Ciri-ciri Ikan
Bandeng
a.
Badan memanjang
b.
Padat
c.
Kepala tanpa
sisik
d.
Mulut kecil
terletak di depan kepala
e.
Memiliki lima
buah sirip ( sirip punggung, sirip dada sirip perut, sirip anus, dan sirip ekor)
f.
Dabat tumbuh
hingga mencapai 1,8m
·
Kandungan Ikan
Bandeng
Ikan bandeng
memiliki nutria yang lengkap, terdiri dari proksimat, mineral lemak, dan asam
amino yang bermanfaat bagi pemenuhan nutrisi manusia. Kandungan mineral
tertinggi dalam ikan bandeng, antara lain fosfor, kalium, natrium, dan kalsium.
Ikan bandeng juga mengandung vitamin A dan vitamin E.
Mineral
|
Unit
|
Kandungan/100g
|
Kalsium(Ca)
|
mg
|
51
|
Besi(Fe)
|
mg
|
0,32
|
Magnesium(Mg)
|
mg
|
30
|
Fosfor(P)
|
mg
|
162
|
Kalium (K)
|
mg
|
292
|
Natrium (Na)
|
mg
|
72
|
Seng(Zn)
|
mg
|
0,82
|
Tembaga(Cu)
|
mg
|
0,034
|
Mangan(Mn)
|
mg
|
0,020
|
Selenium(Se)
|
mcg
|
12,6
|
2.
Sumber Daya
dalam Budi Daya Ikan Konsumsi
a.
Sumber air
·
Air permukaan
Air permukaan
adalah air hujan yang mengalami limpasan/berakumulasi sementara di
tempat-tempat rendah. Misalnya air sungai, waduk, danau, dan rawa. Sumber air
permukaan tersebut sudah banyak dipergunakan untuk kegiatan budi daya ikan.
·
Air tanah
Air tanah
adalah air hujan yang mengendap atau air yang berada di bawah permukaan tanah.
Air yang saat ini dapat digunakan untuk kegiatan budidaya dapat diperoleh
melalui cara pengeboran air tanah dengan kedalaman tertentu sampai diperoleh
titik sumber air yang akan keluar dan dapat dipergunakan untuk kegiatan budi
daya.
b.
Parameter
Kualitas Air
·
Sifat fisis
terdiri dari densitas, viskositas, suhu, kekeruhan, dan salinitas.
·
Sifat kimia
meliputi oksigen terlalut, COD, Ph, dan alkalinitas.
3.
Proses Budi
Daya Ikan Bandeng
a.
Pengeringan
Persiapan yang
dilakukan dalam budidaya ikan bandeng adalah pengeringan tanah dasar tambak.
Tanah dasar bagian pelataran diolah dan diratakan, kemudian tanah dasar dikeringkan
selama 7 hari hingga tanah dasar retak-retak sampai sedalah 1 cm. dalam
kegiatan pengeringan ini juga disertai kegiatan pemberantasan hama, yaitu
dengan menggunakan saponin sebanyak 30kg/ha.
b.
Pemupukan awal
Pemupukan
merupakan salah satu bentuk masukan energy yang dimanfaatkan ikan secara tidak
langsung. Pupuk organis selain merupakan sumber hara yang lengkap bagi pakan
alami juga dapat memperbaiki struktur tanah. Pupuk organic merupakan pelengkap
yang dapat menyediakan zat hara secara cepat untuk kebutuhan pakan alam.
Pemberian pupuk
organic berupa kotoran ternak dilakukan dengan pemberian dosis 2-3 ton/ha yang
ditaburkan secara merata dipelataran, kemudian disusul pemupukan anorganik
(buatan) berupa urea 75-100 kg/ha.
c.
Pengarian
tambak
Pengairan
dilakukan secara bertahap, yaitu hari pertama setinggi 10cm, hari kedua 20cm,
hari ketiga 30-40cm, dan dibiarkan selama kira-kira satu minggu sampai kelekap
tumbuh subur. Selanjutnya air ditambahkan lagi hingga 40-50cm dan tambah siap
ditebari benih ikan bandeng. Pada waktu oengisian air, pintu air harus dipasang
saringan yang cukup rapat untuk menghindari masuknya organisme predator.
d.
Penebaran benih
·
Ukuran
Benih (nener)
ikan bandeng yang ditebar adalah beneih
yang ukuran panjang tubuh total 10-16 mm.
·
Padat tebar
Padat tebar
yang baik untuk lama penggelondongan 40-60 hari adalah 10-12 ekor/m2.
Sebelum penebaran dilakukan, benih perlu diaklimatisasi kondisi lingkungan (
suhu dan salinitas ) medium tanah penggelondongan. Pertama, benih ditempatkan
dalam suatu wadah, kemudian air dari tambak sedikit demi sedikit dimasukan
kedalam wadah tersebut dengan selang melalui salah satu sisi wadah, sedangkan
dari sisi lain air dari wadah dialirkan kelar dengan menggunakan slang yang
dilengkapi saringan sehingga akhirnya kondisi suhu dan salinitas air dalam
wadah menjadi sama dengan konsisi air dalam tambak. Setelah aklimatisasi benih
selesai dilakukan, selannjutnya benih dapat ditebar ke tambak.
e.
Pengelolaan air
Pengelolaan kualitas air ditujukan untuk menberikan kondisi media
hidup yang optimal bagi pertumbuhan ikan. Selama penggelondongan harus dijaga
agar salinitas dan ketinggian air selalu stabil dan ketinggian air
dipertahankan 40-50 cm. laju penguapan dan curah hujan yang tinggi dapat
menyebabkan salinitas berubah dan kondisi seperti ini memungkinkan dapat jenis
plankton lain yang tidak diinginkan sebagai pakan alami ikan bandeng.
f.
Pemupukan
susulan
Setelah penebaran benih, kelekap sebagai pakan alami semakin lama
akan semakin berkurang sehingga perlu adanya pemupukan susulan agar kelekap
dapat tumbuh secara kontinuitas. Pemupukan susulan satu sampai dua minggu
sekali, hal ini tergantung dari nilai kesuburan tambak dan dibumali 2-3 minggu
setelah penebaran. Pupuk susulan yang digunakan masing-masing urea 15-25 kg/ha
dan SP36 10-15 kg/ha dan ditambah pupuk perangsang.
g.
Pengendalian
hama dan penyakit
Untuk
memberantas ikan liar digunakan akar tuba
atau jenu yang mengandung retonon. Rakaran pemakaian 4-6 kg akar untuk
setiap 1 Ha tambak. Sedangkan untuk memberantas isput menggunakan brestan
dengan takaran 1kg/ha. Penyakit yang sering menyerang ikan bandeng yaitu
pembusukan ekor atau sirip atau disebut dengan vibriosis dan streptoccosis dna
pemberian antibodik.
h.
Lama
pemeliharaan
Penggelondongan nener bandeng biasanya sudah ,emcapai standar
ukuran 7-10 cm setelah masa pemeliharaan 40-60 hari. Ukuran ini, merupakan
ukuran yang tepat untuk penebaran berikutnya baik untuk tujuan bandeng umpan
maupun konsumsi.
i.
Cara panen
Pemanenan dapat dilakukan pada pagi, sore atau malam. Pemanenan
pada waktu air pasang dapat dilakukan dengan cara memasukkan air baru ke dalam
tambak. Hal ini menyebabkan ikan-ikan bergerak menuju arah masuknya air dan
berkumpul di dekat pintu air. Dengan menggunakan jaringan, prayang, atau pukat
ikan-ikan digiring menuju pintu air, kemudian secara perlahan-;ahan lingkaran
jarring sehingga ikan-ikan terkurung di dekat pintu.
4.
Desain Produk
dan Pengemasan Budi Daya Ikan Bandeng
a.
Alat untuk
pengolahan bandeng presto
Pengolahan
secara Tradisonal
|
Pengolahan
secara Modern
|
Drum
perebusan
|
Autoclave
|
Pisau
|
Pisau
|
Timbangan
roti
|
Timbangan
elektrik
|
Keranjang
plastic
|
Baskom
Plastik
|
Cobek
|
Cobek
|
Keranjang
banbu
|
Wadah
plastic
|
kompor
|
Rak
Besi
|
Blong
|
Kompor
gas
|
Ember
plastic kecil
|
Sarangan
|
Daun
pisang
|
Blong
|
Keranjang
stainless steel
|
Baskom
|
Baskom
|
Baskom
kecil
|
|
Kipas
angina
|
|
Ruang
pendingin
|
b.
Proses
pengolahan ikan bandeng presto
·
Penyiapan bahan
baku ikan bandeng segar
·
Penyiangan dan
pencucian
·
Pelumuran bumbu
·
Penyusunan ikan
·
Pemasakan ikan
·
Pendinginan
pada suhu ruangan
c.
Pengemasan
produk bandeng presto
Daya simpan
ikan bandeng tergantung dari proses pengemasan bandeng duri lunak. Untuk
memperlama daya simpan ikan dilakukan dengan cara menghilangkan udara pada
kemasan ikan. Bandeng duru lunak yang dikemas tanpa dihilangkan udaranya, dapat
bertahan selama dua hari. Akan tetapi , jika bandeng duri lunak
dihilangkan udaranya dapat bertahan
hingga satu bulan.
5.
Analisis Usaha
Budi Daya Ikan Bandeng
Bandeng merupakan salah satu komoditas dalam usaha diversifikasi
budi daya yang tahan terhadap perubahan lingkungan guna mempertahankan
produktivitas tambak. Bandeng memiliki keunggulan komparatif dan strategis
dibandingkan dengan komoditas perikanan lain di tambak, karena :
a.
Teknologi
pembenihan dan pembesarannya telah dikuasai dan berkembang dimasyarakat.
b.
Kebutuhan
prasyarat kurang memerlukan kriteria kelayakan yang tinggi dan toleran terhadap
perubahan kualitas lingkungan.
c.
Preferensi
masyarakat untuk mengonsumsi bendeng cukup tinggi.
d.
Sumber protein
ikan yang berpotensial bagi pemenuhan gizi masyarakat.
Adapun analisis kekurangan budi daya ikan bandeng, yaitu dalam
usaha budi benih sampai ukuran gelondongan merupakan komponen penentu menuju
keberhasilan budi daya. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah rendahnya
teknnologi penggelondongan yang dimiliki petani/pengusaha, baik itu padat
tebar, pemberian pakan tambahan dan manajeman air, sehingga tingkap
pertumbuhana dan kelulusan hidup yang didapatkan dalam penggolondongan bandeng
masih sangat rendah. Untuk itu, diperlukan adanya informasi yang akurat
menyangkut teknologi penggelondongan nener bandeng sebagai acuan yang dapat
dimanfaatkan oleh petani/pengusaha tambak.
Komentar
Posting Komentar